Selasa, 22 Februari 2011

Pulau Berlangit Gelap Pertama di Dunia


KOMPAS.com - Sark, sebuah pulau yang berjarak 80 km di selatan pantai Inggris meraih gelar sebagai pulau berlangit gelap pertama di dunia. Pulau tersebut merupakan pulau terkecil di antara 4 anggota Kepulauan Channel.
Kenapa dinamakan demikian? Gelar pulau berlangit gelap pertama itu diberikan oleh International Dark Sky Association (IDA), sebuah organisasi Amerika Serikat yang memiliki misi melestarikan kegelapan dan keindahan langit malam.
IDA memberikan gelar tersebut setelah selama setahun bekerja keras dengan 600 warga pulau untuk mengurangi polusi cahaya. Mereka bekerja sama memastikan sesedikit mungkin cahaya yang "tumpah" ke angkasa, menyebabkan kaburnya cahaya bintang.
Dengan langit gelap yang dimiliki, maka Sark adalah surga bagi para astronom, amatir maupun profesional. Bintang, bulan, meteor, planet, benda angkasa lain beserta fenomenanya bisa dilihat dengan sangat jelas.
"Anda bisa melihat pemandangan spektakuler di Inggris, tapi sangat sedikit tempat yang bisa memberikan pemandangan kegelapan tingkat dunia," kata Steve Owens, astronom yang bekerja sama dengan warga untuk mewujudkan langit gelap Sark.
"Jika anda berada di tempat seperti Sark, Bimasakti adalah pemandangan rutin tiap malam. Itu membuat saya merasa kagum. Setiap titik-titik di angkasa adalah 'matahari' dan terdapat 100 juta jumlahnya," tandas Owens.
Ia mengatakan, "Itu (pemandangan langit malam) membuat saya merasa betapa spesialnya Bumi. Kita tidak pernah menemukan tempat lain di dalam kosmos yang begitu sempurnanya untuk mendukung hidup."
Untuk mewujudkan langit gelap, Owens dan warga musti mengukur tingkat ilmuniasi cahaya serta kejelasan konstelasi bintang. Owens mendatangi setiap lokasi di Sark dan membuat rekomendasi untuk mengurangi iluminasi cahaya.
Dengan modal langit gelapnya dan gelarnya, ekonomi Sark berpotensi untuk dikembangkan. Wisatawan bisa dipacu untuk tinggal hingga musim dingin sehingga bisa menikmati keindahan langit malam Sark.
Paul Williams, ketua komite pertanian Sark mengatakan, "Astronomi sedang naik daun. Banyak orang penasaran tentang planet, bintang dan kehidupan di luar sana. Siapa tahu sesuatu bisa ditemukan dari Sark," kata Williams.

Piramida Modern di Kota Bebas Karbon

Lunar Cubit yang berbentuk piramida mengubah sinar matahari menjadi listrik 1,74 megawatt, cukup untuk memasok listrik ke 250 rumah dan pada malam hari diterangi dengan lampu LED dari energi yang dihasilkannya. Sebuah rancangan pembangkit listrik tenaga surya masa depan akan menjadi penanda utama kota tanpa karbon pertama di dunia. Rancangan yang bernama Lunar Cubit itu sengaja dibuat untuk menandingi popularitas Piramida Giza di Mesir.
Lunar Cubit merupakan salah satu peserta Land Art Generator Initiative, sebuah kontes rancangan instalasi seni publik yang juga berfungsi penuh sebagai pembangkit listrik tanpa polusi. Rancangan yang dibuat tim pimpinan Robert Flottemesch, insinyur senior pada Hudson Valley Clean Energy, New york, yang juga seorang seniman yang peduli pada energi terbarukan, itu berhasil menjadi pemenang pertama kontes.
Flottemesch bersama timnya merancang Lunar Cubit sebagai rangkaian piramida yang terdiri atas sebuah piramida besar sebagai pusat dan delapan piramida kecil yang mengelilingi sekitarnya. Semua piramida itu berfungsi untuk menangkap energi sinar matahari pada siang hari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Uniknya, rangkaian piramida itu akan menyala sesuai—namun bertolak belakang—dengan siklus bulan. Pada saat bulan baru, semua piramida akan menyala, sementara ketika bulan purnama semua piramida justru akan padam.
Untuk menjalankan fungsinya sebagai pembangkit listrik, bagian luar piramida akan diselubungi panel surya. Adapun tepian sudutnya terbuat dari kaca dan silika amorf yang membuatnya tampak seperti batu akik yang dipoles dengan sempurna.
Setiap piramida dari kedelapan piramida kecil akan menghasilkan listrik sebesar 1,74 megawatt, cukup untuk memasok listrik ke 250 rumah. Energi surya tersebut disalurkan melalui kabel bawah tanah jaringan listrik untuk kemudian disalurkan ke ribuan rumah di sekitarnya.
Menurut rencana, Lunar Cubit akan dibangun di Masdar City, Uni Emirat Arab, yang merupakan kota metropolis bebas karbon pertama di dunia. Meski belum ada kabar kapan pembangunannya dimulai, Lunar Cubit dapat dipastikan akan dikenali sebagai penanda utama Masdar City, seperti Big Ben di London atau Empire State Building di New York.

Pahatan Purba Ditemukan di Goa Timor

KOMPAS.com — Ilmuwan Australia menemukan pahatan dari masa prasejarah di dinding goa ketika sedang berburu fosil tikus raksasa di Goa Lene Hara, Timor Leste. Para ilmuwan memperkirakan pahatan itu berasal dari masa Pleistocene, lebih kurang 12.000 tahun yang lalu.
Pahatan menggambarkan wajah-wajah manusia prasejarah, salah satunya dengan hiasan kepala unik yang merepresentasikan matahari. Pahatan jenis tersebut merupakan pertama dan satu-satunya di Timor Leste yang berasal dari masa Pleistocene.
Ken Aplin dari Australia Commonwealth Scientific and Research Organization (Csiro) yang terlibat misi tersebut mengatakan bahwa ia menemukan pahatan tersebut secara tak sengaja. Saat melihat ke atas, senter di kepalanya tiba-tiba menyinari pahatan itu.
"Melihat ke atas dari lantai goa, senter kepala saya menyinari sesuatu yang tampak seperti pahatan. Saya melihat sekeliling dengan senter kepala saya dan melihat seluruh panel ukiran wajah manusia prasejarah pada dinding gua," katanya.
Aplin mengatakan, "Penduduk lokal yang bekerja dengan kami terpesona dengan penemuan tersebut. Mereka mengatakan bahwa wajah-wajah itu telah memilih hari tersebut untuk menampakkan diri sebab mereka bangga dengan apa yang kita lakukan."
Bentuk seni goa lain juga ditemukan dan diperkirakan berusia 30.000 tahun. Tahun lalu, pihak Csiro mengatakan bahwa mereka telah menemukan spesies tikus raksasa purba yang diklaim memiliki ukuran sebesar anjing kecil.

Gemuruh Air dan Misteri Matinya 100 Paus

Lebih dari 100 ikan paus pilot mati karena terdampar secara massal di satu pantai terpencil di Selandia Baru, kata beberapa pejabat pelestarian alam, Senin (21/2/2011).
Beberapa pendaki pada Minggu (20/2/2011) juga menemukan 107 ikan paus yang terdampar di pantai Stewart Island, di lepas pantai di sebelah barat daya South Island.
Beberapa ikan paus dilaporkan sudah mati, dan petugas DOC harus menyuntik mati 48 ikan paus lainnya sebab tak ada harapan untuk bisa mengirim mereka ke laut lagi.
"Kami segera menyadari bahwa diperlukan setidaknya 10 sampai 12 jam sebelum dapat mengirim mereka kembali ke laut, dan mengingat cuaca panas, kering, banyak ikan paus lagi akan mati," kata petugas.
Juru bicara DOC mengatakan, topan juga menerjang pantai di dekat Mason Bay, tempat ikan paus tersebut terdampar, sehingga berbahaya jika orang berusaha mengembalikan ikan paus itu ke laut. "Kami khawatir akan membahayakan keselamatan staf dan relawan," katanya.
Ikan paus pilot dengan panjang tubuh sampai enam meter adalah makhluk mamalia laut yang biasa terlihat di perairan Selandia Baru.
Peristiwa ikan paus terdampar massal biasa terjadi di pantai yang menghampar di negeri tersebut. Awal Februari, 14 ikan paus mati setelah terdampar di pantai di dekat kota wisata Nelson di South Island. Sebelumnya, 24 ikan paus mati bulan Januari di dekat Cape Reinga di bagian utara jauh negeri itu.
Apa penyebabnya?
Para ilmuwan tak yakin penyebab kematian ikan paus pilot itu karena membiarkan diri mereka terdampar di pantai, alias bunuh diri massal. Mereka berspekulasi, itu mungkin terjadi ketika suara bergemuruh di air dangkal.
Spekualasi lain, ada rombongan ikan paus pilot yang sakit bergerak menuju pantai dan yang lain mengikuti hingga terdampar. Namun, penyebab pastinya masih misteri hingga kini.

Kamis, 10 Februari 2011

Dampak Positif e-Business:


1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan)

Rabu, 09 Februari 2011

Definisi dan dampak positif dari teknologi E-Business.


Definisi E-Business
e-business adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung segala kegiatan bisnis. e-business merupakan sebuah sistem yang komplek dari sebuah proses bisnis. aplikasi enterpsise, dan struktur organisasi yang dibuat untuk menciptakan model bisnis yang mimiliki performa tinggi. e-business membantu perusahaan untuk menghubungkan pemrosesan data internal dan data eksternal menjadi lebih efisien dan lebih fleksibel, bekerja lebih dekat dengan parner bisnis dan pelanggan untuk memberikan palayanan dan harapan yang lebih baik kepada meraka.

terdapat banyak cara yang berbeda untuk mengekspresikan arsitektur teknologi e-bussines, vendor it ternama seperti IBM, Microsoft dan SUN microsystems memiliki cara yang berbeda dalam mengilustrasikan arsitektur e-bussiness, namun dibawah ini merupakan arsitektur sederhana dari teknologi e-business.

E-business memiliki banyak sekali subset diantaranya :

    * E-shops
    * E-commerce
    * E-procurement
    * E-malls
    * E-auctions
    * E-Banking
    * Virtual Communities
    * Collaboration Platforms
    * Third-party Marketplaces
    * Value-chain Integrators
    * Value-chain Service Providers
    * Information Brokerage
    * Telecommunication
    * Customer relationship


Dampak Positif dari E-BUSINESS

Teknologi E-business memiliki banyak sekali pengaruh dalam kegiatan bisnis diantaranya adalah pada proses pembayaran secara elektronik. dengan sistem pembayaran secara elektronik ini maka proses pembayaran dapat dilakukan dengan cepat, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pelayanan terhadap para konsumen.

Pada bidang manufaktur teknologi e-business juga memberikan dampak yang sangat besar. sebagai contoh kita membutuhkan informasi yang utuh untuk melakukan kegiatan produksi, penyaluran barang, persediaan barang, sistem pembayaran hingga target pemasaran. proses yang dilakukan secara manual menyebabkan kita sangat sulit untuk mendapatkan informasi yang utuh secara sekaligus dalam waktu yang sangat cepat, dengan bantuan e-business kita dapat mendapatkan informasi yang utuh secara cepat dan akurat dan pada akhirnya mempermudah para manajer untuk mengambil keputusan.

Dalam kegiatan perdagangan valas, teknologi e-business juga memberikan peranan yang sangat besar, dengan menggunakan teknologi e-business seperti teknologi perdaganga valas yang dibuat oleh team marketiva.com, maka kegiatan transaksi valas dapat dilakukan dalam hitungan detik. berbeda dengan proses bisnis yang konvensional dimana kita harus datang ke bank untuk melakukan pembelian dan penjualan mata uang asing yang membutuhkan waktu yang cukup banyak.

Di sektor perdagangan teknologi e-business yang sering kita kenal dengan istilah e-commerce, menyebabkan pemangkasan biaya pemasaran secara besar besaran, hal ini disebabkan teknologi e-business yang memungkinkan kita untuk memperdagangkan produk dan jasa secara online tanpa harus memiliki banyak gudang yang tersebar di mana-mana.

Kegiatan perbankan-pun tidak luput dari inovasi teknologi e-business. didalam dunia perbankan saat ini untuk melakukan pembayaran, transfer ataupun deposit kita cukup menggunakan Hand phone saja dengan menggunakan fasilitas seperti teknologi sms banking, kita tidak perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi-transaksi tersebut. hal tersebut mempersingkat waktu dan memberikan tingkat keamanan dan kenyamanan yang luar biasa bagi para pelanggan.


Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Electronic_business
http://exonous.typepad.com/mis/2007/11/the-bigger-pict.html
http://www.dallasfed.org/research/papers/2004/wp0404.pdf


Selasa, 01 Februari 2011

Apa Jadinya kalau Asteroid Hantam Bumi?

KOMPAS.com - Setelah peristiwa asteroid raksasa yang menghantam Jupiter, masihkah Anda berpikir bahwa hanya pemanasan global yang menjadi masalah paling menakutkan? Bagaimana jika asteroid raksasa seberat 25 juta ton menghantam Bumi sama seperti diyakini terjadi 65 juta tahun lalu?
Satu hal yang pasti, dampaknya akan sangat parah. "Tabrakan dengan objek sebesar itu dan berkecepatan 30.000-40.000 mil per jam akan menimbulkan kerusakan parah," kata Gregory L. Matloff, peneliti NASA yang juga Associate Professor Fisika di New York City of Technology (City Tech).
NASA memperkirakan, jika hal tersebut terjadi, maka besar gaya hantaman asteroid bisa 68.000 kali gaya bom atom yang mengguncangkan Hiroshima. Sebagai gambaran, tabrakan dengan asteroid yang terjadi 65 juta tahun yang lalu berhasil menyapu bersih populasi dinosaurus saat itu.
Lalu, apa yang harus dilakukan? Matloff memiliki pilihan pilihan solusi. "Pilihannya adalah menghancurkan atau membelokkan haluannya," katanya. Matloff mengatakan, membelokkan haluan adalah pilihan yang bijak. Menghancurkan asteroid bisa menimbulkan masalah akibat hujan radioaktif.
Untuk membelokkan asteroid, yang bisa dilakukan adalah memanaskan permukaannya. Lewat pemanasan, aliran jet bisa tercipta sehingga mengubah haluan dan membelokkan arah gerak asteroid. Matloff mengungkapkan, sebuah alat bernama kolektor surya mampu melakukannya.
Kolektor surya terdiri dari selembar logam pemantul cahaya yang tebalnya hanya 1/10 tebal rambut manusia. Kolektor surya tersebut akan mengkonsentrasikan sinar matahari pada asteroid. Dengan bergerak selama setahun di dekat asteroid, kolektor surya bisa membakar dan membentuk aliran jet.
Agar sempurna melakukannya, perlu diketahui kedalaman penetrasi cahaya matahari yang dibutuhkan. "Jika penetrasi cahaya terlalu dalam, maka asteroid hanya akan panas. tapi jika penetrasi cahaya tepat, mungkin 1/10 mm, maka akan membentuk aliran jet yang akan membelokkan asteroid," jelasnya.
Dalam beberapa tahun ini, Matloff dan timnya telah melakukan eksperimen dengan laser merah dan hijau untuk mengetahui kedalaman penetrasinya. Mereka menggunakan padatan dan serbuk meteorit Allende yang jatuh di Cihuahua, Meksiko tahun 1969.
Sementara, peneliti optika fiber dan foton bersama mahasiswanya Thin Le menggunakan laser untuk mengukur fraksi cahaya yang menembus asteroid, dikenal dengan transmisi optikal. Ia mendapatkan hasil bahwa transmisi cahaya dipengaruhi oleh materi penyusunnya.
Dari hasil penelitiannya, Leng mengatakan bahwa laser bisa mengidentifikasi komposisi Near Earth Object (NEO) seperti asteroid. Informasi tersebut bisa membantu memfokuskan cahaya matahari sehingga bisa melakukan penetrasi dengan tepat.
Paparan tentang kemungkinan dan metode membelokkan asteroid itu diungkapkan Matloff Pertemuan Internasional Tahunan Masyarakat Meteorit ke 73. Acara tersebut diselenggarakan oleh American Museum of Natural History dan Park Central Hotel di New York.
Salah satu asteroid yang berpotensi menghantam bumi adalah Apophis. Asteroid berdiameter 1100 kaki dan memiliki berat 25 juta ton ini akan memasuki wilayah terdekat dengan bumi pada tahun 2029 dan 2036. Nantinya, asteroid itu akan berada pada jarak 22.600 mil.
Saat ini, perdebatan lembaga luar angkasa Amerika Serikat dan Rusia tengah berlangsung. Rusia menghendaki agar misi penelitian pada Apophis segera dilaksanakan. Namun, Amerika Serikat menghendaki agar eksperimen dilakukan pada asteroid yang tidak memiliki resiko bagi warga Bumi.
"Sebelum mengatakan bahwa kolektor surya akan bekerja seperti yang diharapkan pada NEO yang sebenarnya, sampel ekstra terestrial lain juga perlu dianalisa," pungkas Matloff dalam wawancaranya dengan Science Daily, pekan lalu.

Awan Bersinar, Apakah Itu?

KOMPAS.com — Langit malam biasanya hanya akan disinari cahaya bulan dan bintang. Namun, dalam kasus yang sangat jarang, langit malam juga bisa diterangi oleh awan bercahaya yang memantulkan cahaya matahari.
Awan bercahaya terbentuk di ketinggian 80-85 kilometer di atmosfer. Cahaya awan itu sebenarnya merupakan cahaya matahari yang dipantulkan. Letak awan yang tinggi membuatnya mampu memantulkan cahaya meski matahari sendiri telah tenggelam.
Biasanya, fenomena yang juga disebut awan polar mesosferik ini terjadi ketika suhu menurun hingga -130 derajat celsius. Kebanyakan, fenomena terjadi di belahan utara dan selatan bumi, wilayah di atas 50 derajat lintang.
Mathhews DeLand dari Goddard Space Flight Center NASA mengatakan pada Space.com, minggu lalu, fenomena itu awalnya jarang terjadi. Selama 11 tahun terakhir mempelajari, DeLand hanya menemukannya sekali.
Namun, DeLand mengatakan, kini fenomena tersebut semakin sering dijumpai dan cahayanya menjadi lebih terang. Ia menduga, peningkatan ini berkaitan dengan perubahan temperatur dan kelembaban di mesosfer.
Penurunan temperatur menyebabkan lebih banyak es atau awan terbentuk. Adapun kelembaban yang lebih tinggi memicu terbentuknya partikel es yang lebih besar, yang mampu merefleksikan lebih banyak cahaya.
Dengan meningkatkan jumlah fenomena awan bersinar, mungkin temperatur mesosfer semakin rendah. DeLand menuturkan, peningkatan jumlah gas rumah kaca bisa menjadi sebab turunnya temperatur itu.
Karbon dioksida—salah satu gas rumah kaca yang meradiasikan panas ke angkasa—menyebabkan pendinginan. Metana membuat kelembaban meningkat sebab cahaya matahari akan mengubah metana menjadi air.
Sejauh ini, peneliti belum yakin faktor yang paling berpengaruh, apakah kelembaban atau temperatur. Namun, DeLand memastikan, hal tersebut akan menjadi fokus pada penelitian selanjutnya.
Tercatat, fenomena ini terakhir terjadi di Billund, Denmark, pada 15 Juli 2010 lalu. DeLand telah mempelajari awan ini dari data instrumen dari data dan satelit sejak 1978.

Jubah Tembus Pandang Segera Terwujud

KOMPAS.com - Jubah tembus pandang, seperti yang dipakai Harry Potter, sebentar lagi jadi kenyataan. Jubah baru ini bisa membuat objek yang ditutupinya tak terlihat oleh mata.
Jubah dibuat dari dua potong kristal kalsit, mineral berwarna putih atau tak berwarna yang biasa terdapat dalam batu gamping. Kedua potong kristal tersebut ditempel dengan aturan tertentu.
Kalsit sangat bersifat anisotropik, sifat yang membuat cahaya yang datang akan diteruskan ke sudut yang berbeda dari cahaya yang masuk dari sisi lain. Dengan menggunakan dua kalsit, para peneliti dapat membelokkan cahaya di sekitar objek padat yang diletakkan di antara kristal.
Di dalam kedua kristal kasit itu ada celah berbentuk segitiga siku-siku. "Apa pun yang Anda letakkan di bawah celah ini tak akan tampak dari luar," kata George Barbastathis dari MIT.
Jubah buatan Massachusetts Institute of Technology dan SMART Centre dari Singapura ini tidak seperti jubah-jubah serupa yang pernah dikembangkan. Jubah-jubah lama hanya dapat membuat benda-benda menghilang di bawah sinar dengan panjang gelombang yang tak tampak oleh manusia.
Jubah lain hanya dapat menghilangkan benda-benda mikroskopis. Jubah baru ini dapat bekerja dengan cahaya yang terlihat oleh mata manusia dan dapat menyembunyikan objek yang cukup besar.
Jubah tembus pandang ini masih punya kekurangan. Salah satu contohnya adalah hanya bekerja maksimal di bawah cahaya hijau. Para peneliti sengaja mendesain dengan warna hijau karena, selain kalsit hanya bisa dikonfigurasi pada gelombang cahaya tertentu saja, mata manusia sangat sensitif terhadap warna hijau. Demikian jelas Barbastathis.
Selain itu, efek menghilang ini hanya tampak jelas dari sudut tertentu. Jika dilihat dari sudut berbeda, objek akan tampak kembali.
Meskipun demikian Barbastathis merasa percaya diri kalau timnya atau peneliti lain akan membuat jubah yang lebih baik dalam waktu dekat.
Ia juga yakin kalau jubah seperti ini akan punya penggunaan. "Di Boston ada banyak persimpangan jalan dengan sudut yang tajam. Saat melihat lampu lalu lintas, mungkin Anda akan bingung apakah lampu itu untuk jalan Anda atau jalan lain. Dengan jubah ini, kita bisa sembunyikan lampu lalu lintas yang lain sehingga pengendara tidak bingung," jelas Barbastathis. (National Geographic Indonesia)

Dinosaurus Bertahan 700.000 Tahun

KOMPAS.com - Tim peneliti Universitas Alberta, Kanada, berhasil memperkirakan umur fosil dinosaurus yang terdapat di New Mexico. Dikatakan, fosil berupa tulang paha jenis Hadrosaur tersebut berasal dari era 64,8 juta tahun yang lalu.
Hasil penelitian ini mengejutkan sebab selama ini ilmuwan percaya bahwa dinosaurus punah antara 65,5-66 juta tahun lalu. Jika temuan ini benar, hal tersebut membuktikan bahwa Hadrosaur sebenarnya masih bertahan hingga sekitar 700.000 tahun setelah kepunahan massal.
Larry Heaman dari Departemen Ilmu Atmosfer dan Kebumian memperkirakan umur dinosaurus itu dengan metode U-Pb (uranium -timah). Metode itu tak cuma mampu memperkirakan umur dinosaurus, tetapi juga makanannya. Metode tetrsebut memiliki kelebihan dibandingkan metode kronologi relatif yang kini dipakai. Metode terakhir adalah memperkirakan umur berdasarkan lapisan sedimen tempat fosil ditemukan.
Dengan kronologi relatif, hasil perkiraan bisa tidak akurat. Proses geologi dan lingkungan yang terjadi selama jutaan tahun bisa memicu erosi, menyebabkan fosil bermigrasi dari lapisan sedimen satu ke yang lain.
Selama ini, dipercaya bahwa kepunahan dinosaurus terjadi akibat terhalangnya cahaya matahari oleh serpihan debu hantaman asteroid. Akibatnya, terjadi perubahan iklim yang ekstrim dan kepunahan vegetasi, menyapu bersih semua populasi.
Dengan hasil temuan fosil Hadrosaur ini, Heaman berpendapat perubahan iklim tidak menyapu bersih semua vegetasi. Masih terdapat vegetasi yang bertahan sehingga memungkinkan Hadrosaur untuk hidup.
Heaman juga mengatakan perlunya mengeksplorasi telur-telur yang bertahan dalam lingkungan ekstrim tersebut. Ia mengungkapkan, jika hasil penelitian ini benar, maka teori tentang waktu kepunahan dinosaurus perlu direvisi. Hasil penelitian ini dpublikasikan di jurnal Geology terbaru yang terbit tanggal 26 Januari 2011.